Tuesday 6 October 2015

My Pregnancy Stories: Nyidam Apa?

Dulu sih aku dan suami kira cerita nyidam dan keanehan orang hamil hanya ada di dunia dongeng. Bahkan seminggu (usia 5 week) setelah aku tahu bahwa aku positif hamil, aku masih berfikiran kalo itu hanya mitos. Ternyata asumsiku salah, beberapa hari kemudian aku merasakan perut g enak banget, dan hampir setiap pagi aku merasakan badan lemas. Aku masih belum nyadar kalo itu bagian dari nyidam. Pas ditanya nyidam apa? aku juga g bisa jawab, karena aku memang lum pernah pengen sesuatu yang aneh.
Namun akhir-akhir ini (kehamilan 7 week) baru kerasa deh yang namanya jadi ibu hamil. Tiap pagi harus minum susu khusus buat ibu hamil penangkal mual, nggak suka makanan berminyak, minum vitamin, ngemil buah, bahkan pas lagi mabok-maboknya aku langsung emosi kalo ada bau suamiku hehe. Aku juga nggak tahu, padahal sebelum hamil aku paling suka ngucel-ngucel suami, mau bangun tidur mau belum mandi juga seneng aja. Tapi sekarang dia harus pake parfum dulu yang banyak sebelum deketin aku, karena kalo nggak yang ada aku bakal langsung bad mood.

Sunday 27 September 2015

My Pregnancy Stories: Positif (+)

Bulan ini, September 2015 adalah bulan ke-4 pernikahanku dengan suami. Dulu diawal menikah kita sepakat untuk menunda kehamilan hingga aku lulus S2 atau sekitar satu tahun pasca ijab qabul. Toh juga kita sama-sama baru lulus, masih pengen menikmati kebersamaan hidup berdua sebagai suami istri.cieeeee..... Kami sepakat melakukan penundaan alami, tanpa perantara KB atau alat kontrasepsi lainnya. Takut nanti malah susah kalo pengen punya anak.

Tapi apalah daya, rencana tinggallah rencana, lama-lama kita agak "risih" juga dengan pertanyaan penuh basa basi "udah isi belum?" dari berbagai pihak. 2 Bulan pasca menikah bertepatan dengan Hari Idul Fitri, kebayang kan apa temanya yang dibahas pas kita lagi kumpul ama keluarga. Bahkan 1 bulan pasca menikah, ketika itu aku lagi kedatangan tamu bulanan, nah pas lagi pengajian di komplek sekitar rumah otomatis aku nggak bisa pegang mushaf. Pas itu semua pada comen "yah lagi dapet yaa, lum isi donggg". Hah!!...hellow gue menikah baru sebulan kalee.

Monday 29 June 2015

Weddingku : Seserahan

Yups...kali ini aku mau sharing mengenai seserahan, sebagai salah satu persiapan wedding. Untuk daerah Jawa Timur, memang seserahan kurang dikenal. Namun jika mendapatkan jodoh di daerah Jawa Barat, maka seserahan menjadi salah satu item yang nggak boleh ketinggalan. Untuk macam-macamnya biasanya seserahan meliputi perlengkapan yang dipakai perempuan dari bawah sampai atas. Biasanya banyak temen-temen yang mau merid  tanya: Seserahanmu apa aja? habis budget berapa? belinya dimana?. Well all about seserahan bakal aku tulis di sini.

 Untuk jenis-jenisnya, biasanya pihak perempuan yang menentukan. Kalau aku dulu hampir 80% aku belanja sendiri, nah si mamas tinggal bagian perkasiran hehhehe. Tapi meskipun saat pemilihan seserahan adalah "surga"nya bagi perempuan (gimana nggak coba, kita bebas memilih tanpa memikirkan budget) tapi harus bijaksana dan menanyakan budget calon suami untuk seserahan. Jangan sampai budget seserahan melebihi batas yang ditentukan suami. Karena bagaimanapun tentunya suami juga harus membagi-bagi dananya untuk keperluan lain seperti mas kawin, dll.

Monday 15 June 2015

Aku Ngrasakne Iki Cah, Tenan


 Yah...itulah uniknya orang Jawa. Mau tinggal dikota semodern apapun tetap kalo ada apa-apa baliknya ke tradisi dan adat Jawa. Secara, orang tua tinggal disana. Begitu pula proses pernikahanku kemaren. Sebenarnya, aku dan mantan pacarku memang sudah merencanakan bakal merid tahun 2015 setelah lebaran nanti. Tapi diakhir tahun 2014 sekitar bulan November  kakak perempuanku bertemu dengan suaminya melalu salah satu temannya, dan dilamar oleh suaminya tepat dipertemuan kedua mereka di bulan Januari 2015. Seneng sih, senneg banget malahan. Cuman yang bikin shock itu ternyata menurut hitungan Jawa mbakku dan mas iparku jatuh "Lusan". Kakakku manten pertama di keluargaku, sedangkan suaminya manteng ketiga (sudah melaksanakan resepsi pernikahan ketiga) dikeluarganya, sekaligus anak ketiga. Dulu sewaktu aku kecil aku memang sering melihat dan mendengar beberapa tetanggaku di kampung gagal menikah karena "Lusan" ini. Yang akhirnya hubungan keduanya harus putus dan tidak boleh dilanjutkan. Sama sekali tidak terbayang ternyata ini juga terjadi dikeluargaku, bahkan dialami oleh kakak kandungku sendiri.

Resensi

  
 Judul : Dialog Tasawuf Kiai Said; Akidah, Tasawuf & Relasi Antarumat Beragama
Oleh   : KH. Said Aqil Siroj
Tebal  : 152 hal
Ukuran: 14,5 x 21 cm
Penerbit : Khalista Surabaya


Buku ini berisikan Tanya jawab  atau dialog dengan tentang sebuah tema yang merefleksikan kehidupan beragama bagi masyarakat Indonesia dengan menggunakan pendekatan sufistik. Terdapat 3 (tiga) bagian besar yang pada tiap-tiap bagian terdapat sub bab yang berkaitan dengan 3 tema atau bagian besar tersebut. Bagian pertama membahas mengenai Aqidah, bagian kedua membahas mengenai Tasawuf, dan bagian ketiga membahas mengenai Antar Umat Beragama.
Masyarakat modern yang bersifat totaliteristik (ingin menguasai semua aspek kehidupan), eksploris, dan hanya percaya kepada rumus-rumus empiris saja, serta sikap hidup positivistis yang hanya berdasar kemampuan akal, pada gilirannya akan menjadi penyebab kerusakan di muka bumi. Dalam ranah ini, tasawuf sebagai wujud ihsan dalam risalah yang dibawa Rasulullah SAW memainkan perannya menjadi problem solving untuk menghadapi berbagai problematika kehidupan.

Thursday 4 June 2015

3 Profesi dalam 1 Waktu??? Why not...We Can!




Tiga pilihan dalam foto diatas pasti menjadi pilihan yang sulit bagi cewek-cewek fresh graduate khususnya. Pertanyaan “habis lulus mau kemana”??? Seakan menjadi pertanyaan yang benar-benar merusak uforia graduation deh. Eitt….g usah khawatir, kita bisa kok ngejalanin ketiganya dalam satu waktu. Takut keteteran dan tidak proporsional?. Yuks….bareng-bareng kita sharing gimana tips ngejalanin 3 profesi diatas sekaligus persiapan apa aja yang musti di perhatiin.
Dari ketiga profesi diatas, pasti semua mempunyai prioritas masing-masing. Yang tentu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Jadi untuk prioritas tidak harus ngikutin urutan dibawah ini ya…karena ini based on experience, jadi ya aku tulis prioritasku saat memilih ketiga profesi diatas.

Wednesday 6 May 2015

Ajaran Pokok Tasawuf : Maqaamat dan Ahwal


Ajaran Pokok Tasawuf : Maqaamat dan Ahwal
1.      Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar. Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun  pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari khalayak ramai. Mereka adalah orang yang berhati baik, pemurah dan suka menolong.[1]
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. banyak pengertian tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh. defenisi tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh.

Biografi dan Tasawuf Rabiah al-Adawiyah



1.      Pendahuluan
a.       Latar Belakang
Tasawuf berkembang menjadi cabang ilmu keislaman tersendiri yang menekankan penyucian jiwa dan pendekatan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Seluruh ibadah dalam Islam yang diatur di dalam syari’ah bertujuan menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Kaum sufi tidak hanya melakukan ibadah secara formal sesuai dengan ketentuan syariah, tetapi juga berusaha menangkap rahasia syari’ah yang dapat membawa mereka lebih dekat lagi kepada Allah, mereka memberi perhatian yang sangat besar terhadap kualitas dan kuantitas terhadap ibadah formal itu dengan berbagai latihan yang telah diatur sedemikian rupa agar kesucian jiwa dan kedekatan diri mereka kepada Allah dapat mereka rasakan.
Filsafat yang mendasarinya menurut Harun Nasution adalah hakikat berikut, pertama, Tuhan bersifat immateri, bukan fisiknya yang bersifat materi. Kedua, Allah Mahasuci. Yang dapat diterima Tuhan  untuk mendekati-Nya adalah jiwa yang suci, dengan demikian manusia dapat mendekati Allah adalah manusia yang jiwanya suci karena Allah Mahasuci[1]
Dalam akhlak tasawuf banyak tokoh-tokoh terkenal para ulama tasawuf yang patut kitaketahui dan sangat menarik untuk kita bahas.  Adapun dari sekian banyak tokoh yang mungkin diantaranya adalah: Hasan al Basri, Rabiatul Adawiyah, Zunnun al Misri, Ibnu Arabi, Abu Yazid Al Bustami, Al Hallaj, Nuruddin al Raniri, Hamka, dan ulama lainnya. Mayoritas sufi memang laki-laki, namun dalam dunia tasawuf dikenal seorang sufi perempuan yang masyhur dengan panngilan Rabiah al- Adawiyah.

Friday 24 April 2015

Matur Suwon Nggeh Le...


Dia anak laki-laki satunya dikeluargaku, dan satu-satunya anak dari bapak dan ibu yang tidak menempuh pendidikan di pesantren. Bukan tanpa alasan, bisa dibilang dia tidak ke pesantren juga karena keegoisanku. Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, aku memilih untuk menuntut ilmu diluar kota, begitupun kakak perempuanku bahkan hingga detik ini. Dan dia sendiri selalu bilang tidak mau di pesantren jika dirumah tidak ada yang menemani bapak dan ibu. Ia khawatir bapak dan ibu akan kesepian dirumah dan tidak ada yang membantu kesibukan bapak dan ibu dirumah. Biasanya ibu selalu bilang "ben enek sen dikongkon".

Kita bisa memanggilnya Dek David, tapi aku sendiri lebih nyaman memanggil dia "Le', panggilan yang membuatku lebih dekat dengan dia secara emosional. Dia memang lebih dekat atau lebih tepatnya lebih takut kepadaku dibanding dengan kakaku. Tak heran ketika adekku sedang bermain atau pulang telat ibuku selalu menyuruhku menelfon dia. Karena jika aku telfon dia akan langsung pulang. Biasanya selalu ada ancaman sih hehe.

KONSEP DESA DAN KOTA PERSPEKTIF AL-QURAN (URBAN SUFISM)


Pendahuluan
A.    Latar Belakang

Zaman modern dengan segala capaian budaya dan teknologinya sedikit banyak menyumbang andil pada keringnya dimensi spiritualitas manusia. Kepentingan ekonomi dan politik nyatanya benar-benar melemparkan manusia ke gurun nihilisme tanpa batas. Yang terjadi kemudian adalah munculnya krisis moralitas yang menjangkiti manusia modern. Parahnya, manusia seakan tidak lagi acuh akan rambu-rambu kehidupan. Segala adagium mengenai moralitas, etika dan tata nilai sosial telah lama diklaim sebagai hal yang anakronis, tidak lagi relevan dengan gaya hidup modern. Tidak mengherankan ketika pada akhirnya penyakit sosial masyarakat modern semakin hari kian akut. [1]
Di tengah keterjebakan manusia pada problematika-problematika sosial ternyata timbul keresahan pada diri manusia. Raibnya Tuhan dan agama dalam kehidupan menimbulkan ‘kerinduan’ tersendiri bagi masyarakat modern, terutama yang tinggal di perkotaan besar. Di satu sisi, banalitas, hedonisme dan nihilisme kehidupan yang sehari-hari dikecap kaum urban perkotaan tersebut merupakan ladang yang subur bagi tumbuhnya benih-benih spiritualitas keagamaan yang baru (new religious spirituality). Salah satu yang mengemuka kemudian adalah maraknya kemunculan sufisme urban (urban sufism) atau beberapa kalangan menyebutnya dengan sufisme kota. Fenomen ini menarik bukan hanya sebagai momentum bangkitnya kembali spirit agama di tengah kepungan westernisasi yang menggila. Lebih dari itu, kemunculan sufisme urban nyatanya telah menyapukan warna tersendiri bagi khazanah kebudayaan Islam.Terlepas dari kontroversi dan kritik yang turut mengiringi kemunculannya, sufisme urban telah menjadi ruang tersendiri bagi jiwa-jiwa yang rindu untuk mereguk nikmatnya dimensi-dimensi spiritualitas agama.[2]

Tentang Menteri Susi


Menteri Susi telah mengingatkanku pada seorang pemuda yang tinggal dikampung halamanku tepatnya di Pereng Desa Jarak Siman Ponorogo. Sebuah desa kecil, terpojok dan bersebelahan langsung dengan hutan kayu putih, + 1 KM dari lapangan tembak yang biasa digunakan untuk latihan menembak TNI AU yang ada di lanud Iswahyudi Madiun.
Namanya Mas Kitong, biasanya saya memanggilnya seperti itu. Hingga saat ini, akupun tidak mengetahui siapa nama aslinya. Dia pemuda tamatan SMP yang mungkin “agak” bandel ketika itu. Saat itu, mungkin aku masih duduk di bangku SD, yang aku ingat mas Kitong dulu suka naek motor yang di “preteli” kalau bahasa anak sekarang mungkin di modif, dan kalau naek motor suka di bleyer (saya nggak tahu bahasa Indonesianya bleyer). Intinya Mas Kitong yang aku kenal saat dia masih remaja dulu ya anak yang nakal, arogan, dan sangat tidak sopan. Namun semenjak dia merantau entah kemana, saya tidak pernah lagi mendengar tentang Mas Kitong.
2 tahun yang lalu, nyaris tidak percaya Mas Kitong bersilaturahmi kerumah dengan membawa anak dan istrinya mengendarai mobil avanza berwarna metalic. Selepas dia pulang Ibu dan Bapak cerita kurang lebih seperti ini:

MUSLIM MINORITAS DALAM FILM 99 CAHAYA DI LANGIT EROPA: PERSPEKTIF REPRESENTASI




 
Manusia dikenal sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Dikatakan makhluk sosial karena manusia sebagai individu saling membutuhkan dan saling berinteraksi dengan manusia atau individu lainnya. Oleh sebab itu manusia sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan orang lain pada hidupnya untuk saling memberi, menolong, dan melengkapi satu sama lain.
Adapun pengertian interaksi sosial menurut Effendi[1] adalah berasal dari kata inter dan action. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik saling mempengaruhi antar individu, kelompok sosial, dan masyarakat. Dalam hal ini berarti bahwa manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari hubungan dengan manusia lainnya. Interaksi juga berarti bahwa setiap manusia saling berkomunikasi dan mempengaruhi bisa dalam pikiran maupun tindakan.
Dalam kehidupan sebagai masyarakat sosial, terutama sebagai warga Negara Indonesia yang hidup dengan lingkungan yang multi etnis, agama, ras, dan budaya dibutuhkan sikap toleransi. Toleransi terutama toleransi dalam beragama dibutuhkan untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang damai. Kehidupan yang harmonis dalam bermasyarakat hanya akan menjadi sebatas wacana jika sikap toleransi tidak dipupuk sejak dini. Toleransi umat beragama sangat penting untuk menjaga kesatuan bangsa. Tujuan yang lebih luasnya  untuk menjaga perdamaian dunia.
Bersikap toleran merupakan solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Toleransi dalam kehidupan beragama menjadi sangat mutlak adanya dengan eksisnya berbagai agama samawi maupun agama ardli dalam kehidupan umat manusia ini.

Thursday 5 February 2015

Tetap Panggil aku Kanting Bapak...


opo ting?

Kata-kata itu sangat familiar ditelingaku semenjak kecil beliau selalu memanggilku "kanting" entah apa artinya aku jua tak tahu. Yups...beliau adalah laki-laki terhebat yang belum pernah aku temui tandingannya didunia ini. Tangguh, disiplin, penyayang, bertanggungjawab, meskipun sedikit bicara atau bisa dibilang agak pendiam. Beliau dilahirkan di kampung kecil di Kota Ponorogo tepatnya di Pereng. Beliaupun dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, meskipun aku belum pernah bertemu dengan kakek nenek yang telah melahirkan bapak, setidaknya aku banyak mendengar cerita Bapak tentang beliau. Kakek nenekku seorang petani yang mempunyai lahan sekedarnya, untuk menyekolahkan anak-anaknya termasuk bapakku, mereka harus bekerja keras. Itulah sebabnya bapak tidak pernah meminta uang saku ke nenek, karena jika sekali saja bapak meminta uang saku maka nenekku harus menjual hasil panennya terlebih dahulu, demi beberapa sen uang saku. Padahal bapakku 6 bersaudara dan masih mempunyai adik yang tentunya lebih membutuhkan hasil panenan untuk makan sehari-hari. Berangkat sekolahpun bapak harus berjalan kaki kekota karena tidak mempunyai kendaraan. Akhirnya pendidikan SMA pun beliau tamatkan dengan susah payah.

Monday 19 January 2015

Aku Memang Ndeso


 desaku yang dulu bukanlah yang sekarang...
mungkin plesetan lagu dari "Tegar" cocok untuk merepresentasikan suasana kampungku saat ini. Dulu...pendidikan tinggi masih jarang dijumpai. mayoritas pendidikan mereka sampai SD, setamat dari SD hanya ada 2 pilihan. menikah yang mayoritas dengan sesama tetangga, atau bekerja keluar kota sebagai PRT. atau menjadi TKW diluar negeri. suasana mengaji dan sekolah dimadrasah masih ramai, tidak ada satupun anak yang gengsi ketika menjadi pengurus masjid, mengajar ngaji, dan aktif dengan kegiatan di madrasah. apapun latar pendidikannya, hampir semua anak dikampungku mampu melafalkan ayat al-Quran dengan fasih, mengetahui tajwid, dan tahu ilmu agama. sangat jarang sekali yang melanjutkan studi, bukannya tidak mau tetapi memang kondisi ekonomi yang memaksakan mereka berhenti mengenyam bangku sekolah.