Saturday 22 November 2014

Suporter Bola VS Pendukung Presiden



Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya ‘like’ di fanpage facebook di berita-berita online abal-abal tentang pendukung Jokowi yang katanya menarik dukungan. Ada yang komen ‘alhamdulilah si A telah terbuka hatinya’ ada yang nulis ‘tu kan…si B aja nyesel milih Jokowi, untung dulu aku nggak milih Jokowi’. Dan umpatan-umpatan lain yang intinya mereka senang para pendukung Jokowi pada mengkritik kebijakan pemerintahan sekarang. Umumnya sih status ini ditulis oleh pendukung kubu yang lain dalam pilpres, yang ingin menunjukkan seolah-olah pilihan pendukung Jokowi adalah salah besarr.

Aku juga tidak habis pikir, lha emangnya kenapa kalau nyoblos Jokowi? Nggak boleh mengkritik kebijakannya gitu?. Apa iya kalau dulunya mencoblos Jokowi terus sekarang nggak boleh berbeda pendapat? Kita kan Warga Negara Indonesia yang menentukan pilihan dalam pilpres. Dan sebagai pemilih kewajiban terbesar adalah mengawal kebijakan pemerintah yang baru. Apalagi jika mencoblos calon yang memang terpilih. Mempunyai tanggung jawab yang lebih besar lagi untuk terus mengawal. Mendukung jika memang kebijakannya berpihak pada masyarakat pembayar pajak, dan bias menyampikan pendapat jika memang kebijakan tersebut dianggap tidak sesuai, bukannya begitu?
Yang paling hot itu ya pas group band “slank” menyatakan kembali pada titahnya sebagai band yang berada di kubu masyarakat. Berda’wah social menggunakan media music (lagi) untuk  menyampaikan pemberontakan mereka terhadap  oligarki pemerintahan. Bagi aku pribadi, nggak ada yang salah dengan apa yang dilakukan slank. Mendukung ya tetap mendukung, tapi kalau memang dirasa tidak humanis ya diingatkan.
Kita ini pendukung President, jauh ber beda  dengan supporter bola di Indonesia yang fanatismenya tinggi. Ini yang membedakan supporter bola dengan pencoblos. Supporter bola mempunyai prinsip ‘senggol bacok’. Apapun yang dilakukan oleh tim, pasti dianggap benar oleh suporternya. Bahkan ketika timnya kalah para suporter akan bilang “ya pastilah kalah, orang wasitnya pilih kasih”. Kalau tim nya menang “nah gitu dong mainnya yang suportif”.  Kalau lagi rusuh “tim B asal aja main lempar ke bis tim favoritku”, meskipun yang mulai bentrok tim nya, tetap aja tim favoritnya akan terus dibela sampai titik darah penghabisan.
Inilah yang membedakan pencoblos dengan supporter bola. Makanya nggak usah jungkir balik koprol-koprol gitu lah kalau ada pendukung Jokowi yang sekarang mengkritik kebijakan pemerintahan KIH. Semuanya wajar kok, nggah usah juga dibilang insaflah, terbuka hatinya lah, apa lah. Yang biasa and woles aja gitu berow. Justru itu yang disebut pemilih yang bertanggung jawab, karena tidak fanatic buta terhadap pilihannya.

No comments:

Post a Comment