Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya ‘like’ di fanpage
facebook di berita-berita online abal-abal tentang pendukung Jokowi yang
katanya menarik dukungan. Ada yang komen ‘alhamdulilah si A telah terbuka
hatinya’ ada yang nulis ‘tu kan…si B aja nyesel milih Jokowi, untung dulu aku
nggak milih Jokowi’. Dan umpatan-umpatan lain yang intinya mereka senang para
pendukung Jokowi pada mengkritik kebijakan pemerintahan sekarang. Umumnya sih
status ini ditulis oleh pendukung kubu yang lain dalam pilpres, yang ingin
menunjukkan seolah-olah pilihan pendukung Jokowi adalah salah besarr.
Aku juga tidak habis pikir, lha emangnya kenapa kalau nyoblos
Jokowi? Nggak boleh mengkritik kebijakannya gitu?. Apa iya kalau dulunya
mencoblos Jokowi terus sekarang nggak boleh berbeda pendapat? Kita kan Warga
Negara Indonesia yang menentukan pilihan dalam pilpres. Dan sebagai pemilih
kewajiban terbesar adalah mengawal kebijakan pemerintah yang baru. Apalagi jika
mencoblos calon yang memang terpilih. Mempunyai tanggung jawab yang lebih besar
lagi untuk terus mengawal. Mendukung jika memang kebijakannya berpihak pada
masyarakat pembayar pajak, dan bias menyampikan pendapat jika memang kebijakan
tersebut dianggap tidak sesuai, bukannya begitu?
Yang paling hot itu ya pas group band “slank” menyatakan
kembali pada titahnya sebagai band yang berada di kubu masyarakat. Berda’wah social
menggunakan media music (lagi) untuk
menyampaikan pemberontakan mereka terhadap oligarki pemerintahan. Bagi aku pribadi, nggak
ada yang salah dengan apa yang dilakukan slank. Mendukung ya tetap mendukung,
tapi kalau memang dirasa tidak humanis ya diingatkan.
Kita ini pendukung President, jauh ber beda dengan supporter bola di Indonesia yang
fanatismenya tinggi. Ini yang membedakan supporter bola dengan pencoblos. Supporter
bola mempunyai prinsip ‘senggol bacok’. Apapun yang dilakukan oleh tim, pasti
dianggap benar oleh suporternya. Bahkan ketika timnya kalah para suporter akan
bilang “ya pastilah kalah, orang wasitnya pilih kasih”. Kalau tim nya menang “nah
gitu dong mainnya yang suportif”. Kalau lagi
rusuh “tim B asal aja main lempar ke bis tim favoritku”, meskipun yang mulai
bentrok tim nya, tetap aja tim favoritnya akan terus dibela sampai titik darah
penghabisan.
Inilah yang membedakan pencoblos dengan supporter bola. Makanya
nggak usah jungkir balik koprol-koprol gitu lah kalau ada pendukung Jokowi yang
sekarang mengkritik kebijakan pemerintahan KIH. Semuanya wajar kok, nggah usah
juga dibilang insaflah, terbuka hatinya lah, apa lah. Yang biasa and woles aja
gitu berow. Justru itu yang disebut pemilih yang bertanggung jawab, karena
tidak fanatic buta terhadap pilihannya.
No comments:
Post a Comment