Wednesday 6 May 2015

Ajaran Pokok Tasawuf : Maqaamat dan Ahwal


Ajaran Pokok Tasawuf : Maqaamat dan Ahwal
1.      Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Budha, muncullah anggapan bahwa aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar. Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang mengasingkan diri untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun  pasir Arabia. Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang hari, kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari khalayak ramai. Mereka adalah orang yang berhati baik, pemurah dan suka menolong.[1]
Tasawuf merupakan salah satu fenomena dalam Islam yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek rohani manusia, yang selanjutnya menimbulkan akhlak mulia. Melalui tasawuf ini seseorang dapat mengetahui tentang cara-cara melakukan pembersihan diri serta mengamalkan secara benar. banyak pengertian tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh. defenisi tasawuf yang dirumuskan oleh ulama tasawuf, tetapi tidak mencakup pengertian tasawuf secara menyeluruh.

Biografi dan Tasawuf Rabiah al-Adawiyah



1.      Pendahuluan
a.       Latar Belakang
Tasawuf berkembang menjadi cabang ilmu keislaman tersendiri yang menekankan penyucian jiwa dan pendekatan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Seluruh ibadah dalam Islam yang diatur di dalam syari’ah bertujuan menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Kaum sufi tidak hanya melakukan ibadah secara formal sesuai dengan ketentuan syariah, tetapi juga berusaha menangkap rahasia syari’ah yang dapat membawa mereka lebih dekat lagi kepada Allah, mereka memberi perhatian yang sangat besar terhadap kualitas dan kuantitas terhadap ibadah formal itu dengan berbagai latihan yang telah diatur sedemikian rupa agar kesucian jiwa dan kedekatan diri mereka kepada Allah dapat mereka rasakan.
Filsafat yang mendasarinya menurut Harun Nasution adalah hakikat berikut, pertama, Tuhan bersifat immateri, bukan fisiknya yang bersifat materi. Kedua, Allah Mahasuci. Yang dapat diterima Tuhan  untuk mendekati-Nya adalah jiwa yang suci, dengan demikian manusia dapat mendekati Allah adalah manusia yang jiwanya suci karena Allah Mahasuci[1]
Dalam akhlak tasawuf banyak tokoh-tokoh terkenal para ulama tasawuf yang patut kitaketahui dan sangat menarik untuk kita bahas.  Adapun dari sekian banyak tokoh yang mungkin diantaranya adalah: Hasan al Basri, Rabiatul Adawiyah, Zunnun al Misri, Ibnu Arabi, Abu Yazid Al Bustami, Al Hallaj, Nuruddin al Raniri, Hamka, dan ulama lainnya. Mayoritas sufi memang laki-laki, namun dalam dunia tasawuf dikenal seorang sufi perempuan yang masyhur dengan panngilan Rabiah al- Adawiyah.