Sunday 15 November 2020

Tanya Jawab Dinasty Abbasiyah

 

Tanya Jawab materi Islam di Masa Daulah Abbasiyah





1.      Q:

Apakah ciri yang menonjol yang tidak terdapat di zaman bani Umayyah pada masa masa daulat Abbasiyah?

Jawaban :

Ciri yang menonjol dari Bani Umayyah berfokus pada ekspansi militer dan menaklukan wilayah sementara Abbasiyah menyukai ekspansi pengetahuan.


2.      Q:

Apakah ada teladan dari Abu Muslim Al-Khurasani yang dapat diteladani oleh umat Islam sekarang ini?

Jawaban:

Banyak sifat-sifat beliau yang bisa kita teladani seperti tidak mudah menyerah, gigih dalam melakukan segala hal, selalu bergerak maju, berani mengutarakan pendapat, dan lain-lain.

Dia adalah manusia yang kuat jasadnya, besar ambisinya, keras jiwanya dan akrab dengan kejahatannya. Dia juga ahli dalam al-ikhwal perdukunan jahiliyah, gemar menggunakan sihir untuk mencelakakan orang. Disamping itu juga dia fasih lisannya, bagus argumentasinya, cerdas otaknya, pandai menyesatkan orang dengan kebathilannya. Dia mencari pendukung dengan cara membagi-bagikan hadiah dan pemberian. Ketika tampil di muka umum dia selalu mengenakan topeng hitam agar terkesan angker dan terasa kuat kehebatannya.

Saya tambahi untuk bagian ini:

Abu Muslim al-Khurasani adalah propagandis bani abbasiyah yang mulai mendapat tugas melakukan propaganda dari semenjak bani umayah masih berkuasa. Ia melakukan propaganda untuk pertama kalinya di Desa Maru. Disuruhnya seisi negeri berkumpul, diadakan pidato yang isi mengkritik bani umayyah, sehingga banyak masyarakat yang terpengaruh dengan ucapannya.

Salah satu yang bisa kita teladani dari Abu Muslim adalah kerja kerasnya dan kegigihannya. Berkat kegigihannya, berduyun-duyunlah pengikut bani umayah yang menyatakan sumpah setia padanya.

3.      Q:

Faktor apa saja yang mempengaruhi berdirinya daulah Abbasiyah?

Jawaban :

Faktor-faktor berdirinya daulah Abbasiyah adalah :

1.      Meningkatnya kekecewaan kelompok Mawali terhadap Dinasti Umayyah

2.      Pecahnya persatuan antar suku-suku bangsa Arab dengan lahirnya fanatisme

3.      Timbulnya kekecewaan kelompok agama terhadap Dinasti Umayyah

4.      Perlawanan dari Kelompok Syi’ah

4.      Q:

Bagaimana keadaan Bani Abbasiyah ketika munculnya aliran-aliran sesat dan fanatisme kesukuan?

Jawaban :

Keadaan Bani Abbasiyah waktu itu juga persiapan bagaiman untuk menumpas aliran-aliran tersebut.

Tambahan:

Fanatisme kesukuan sejatinya sudah ada dari semenjak khulaafur rasyidin berdiir, namun memuncak saat pemerintaha umayah dan abbasiyah. Fanatisme kesukuan pada dasarnya adalah karakter bawaan masyarakat arab yang sulit untuk dihindarkan, meskipun Nabi sudah seringkali menyatakan bahayanya fanatisme kesukuan. Dan terbukti, memang sikap inilah yang pada akhirnya memecah belah dinasty Islam. Hanya mau menerima pejabat yang sedarah, menilai kemampuan seseorang berdasarkan garis nasab, dan sikap berlebihan dalam mengagungkan nasab.

5.      Q:

Bagaimana langkah Ibnu Abbas dalam mendirikan dinasti Abbasiyah?

Jawaban :

Langkah-langkah Ibnu Abbas dalam mendirikan Dinasti Abbasiyah yaitu :

1.      Membentuk kelompok gerakan bawah tanah dengan tokoh-tokohnya

Antara lain: abdullah bin Ali, Abu Muslim al-Khurasani, Ali ibnu Abi Thalib. Namun jauh sebelum abu Abbas mendirikan dinasty Abbasiyah, gerakan propaganda bawah tanah sejatinya sudah dimulai dimasa Ali bin Muhammad, kakek Abu Abbas, kemudian dilanjutkan oleh Muhammad bin Ali ayah abu abbas. Untuk lebih jelasnya silahkan simak bagan berikut ini:

                                Ali

 

 

             Muhammad                Abdullah

 

 

Abu Abbas        Abu Ja’far al-Mansyur

 

 

2.      Menetapkan politik bersahabat

Diawal gerakannya, saat khalifah Umar bin Abdul Aziz menjabat, diam-diam Bani Abbasiyah menyusun gerakan bawah tanah untuk menggulingkan umayyah. Dalam ilmu politik disebut dengan machiavelisme yaitu menggunakan segala kesempatan. Yaitu kesempatan memiliki pemimpin yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, yang tidak mengistimewakan keturunannya, membebeaskan rakyat untuk berpendapat, dimanfaatkan untuk membuat gerakan pemberontakan secara diam-diam. Seolah mendukung pemerintah namun memberontak di belakang.

 

3.      Menggunakan nama Bani Hasyim

Nama Bani Abbas tidak begitu ditonjolkan di awal, yang dimasyhurkan adalah Bani Hasyim agara tidak terpecah antara syiah pengikut Ali dan Syiah pengikut al abbas, karena keduanya sama-sama keturunan Bani Hasyim. Sejak dahulu Umayah tidak pernah memusuhi Bani Abbas, melainkan hanya pada Bani Ali. Padahal dalam hal ini yang sebenarnya hendak merebut kekuasaan adalah bani Abbas. Namun jika mereka menggunakan nabi Abbas tentu pendukungnya tidak banyak, maka mereka menyebut gerakannya dengan mengatasnamakan dirinya Bani Hasyim keturunan Rasulullah.

6.      Q:

Meskipun Abu Abbas as Saffah adalah yang dikenal sebagai pendiri Bani Abbasiyah, namun pendiri Bani Abbasiyah yang sebenarnya adalah  khalifah Ja’far Al-Mansur. Jelaskan mengapa demikian!

Jawaban :

Jadi yang mendirikan Bani Abbasiyah adalah Abu Abbas beserta saudaranya yaitu Ja’far Al-Mansur, tetapi Abu Abbas menjadi khalifah pertama dan Ja’far Al-Mansur menjadi khalifah kedua, serta mereka memiliki peran dan tugasnya masing-masing. Mungkin dari situlah mengapa mereka berdua dikenal sebagai pendiri Bani Abbasiyah.

Saya tambahi:

Abu Abbas saat bani abbasiyah baru berdiri, fokus pada bagaimana menumpas keturunan Umayah, sehingga nyaris tidak ada pembangunan politik dan perekonomian. Baru ketika seluruh keturunan Umayah ditumpas tanpa belas kasihan, kemudia disusul dengan wafatnya beliau, kekhalifahan diwasiatkan kepada Abu Ja’far al-mansur. Beliau adalah saudara laki-laki abu abbas, dan juga bapak dari khalifah abbasiyah. Dimasa ini, musuh utama mereka sudah ditumpas, sehingga al-mansur mulai mengatur pemerintahan, membangun kota dan perekonomian. Pada masa ini juga terjadi beberapa kali peperangan dengan bangsa Romawi yang bersifat penakhlukan. Karena beliau adalah khalifah pertama yang mengurus masalah internal kekhalifahan, maka banyak penulis yang menyebut bahwa al-mansur dalah pendri sesungguhnya.

7.      Q:

Bagaimana perbedaan perkembangan politik antara periode 1 dan 2?

Jawaban :

Perbedaan perkembangan politik antara periode  1 dan 2, pada periode pertama pemerintahan Bani Abbasiyah mencapai masa keemasan. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan Bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun ilmu pengetahuan terus berkembang.

8.      Q:

Periode berapakah yang paling banyak terjadi permasalahan politik dan apakah upaya khalifah yang saat itu memerintah?

Jawaban :

Periode yang paling banyak menghadapi permasalahan politik adalah periode ketiga. Karena periode ini menunjukkan keadaan yang semakin memburuk dikarenakan kekhalifahan Dinasti Abbasiyah pada masa ini berada di bawah Dinasti Buwaihi. Bani Buwaihi yang menganut paham Syiah menjadi penyebab yang mendominasi kemunduuran Dinasti Abbasiyah. Pusat pemerintahan Islam yang mulanya berada di Baghdad di pindah ke Syiraz, tempat Ali bin Buwaihi berkuasa. Seperti pada periode sebelumnya, meski perpolitikan menjadi semakin tidak stabil tetapi perkembangan teknologi dn keilmuwan meningkat pesat dan melahirkan para ilmuwan ternama seperti Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-biruni, dan Ibnu maskawih. Bidang-bidang keilmuwan lainnya pun mengalami perkembangan seperti bidang ekonomi, pertanian, dan perdagangan.

9.      Q:

Bagaimana pandangan anda terkait perselisihan antara Bani Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya sama-sama kedaulatan Islam yang besar saat itu?

Jawaban :

Menurut saya, perselisihan antara Bani Umayyah dan Abbasiyah yang keduanya sama-sama kedaulatan Islam yang besar saat itu merupakan hal yang memang terjadi karena adanya persaingan untuk memberi kemajuan dalam berbagai bidang. Dalam kata lain perselisihan antar kedua kubu tersebut sebenarnya bertujuan untuk hal yang positif namun pada kenyataannya tidak berjalan semestinya.

10.  Q:

Dengan pemindahan ibu kota Abbasiyah dari Al-Hasyimiyah ke Baghdad. Apakah dalam kekhalifahan Al-Mansur dapat mencapai puncak kejayaan dan kegemilangan ibu kota Abbasiyah yaitu kota Baghdad?

Jawaban :

Pemindahan ibu kota Abbasiyah dari Al-Hasyimiyah ke Baghdad itu adalah suatu bentuk peletakann dasar dan pembangunan yang dilakukan oleh Al-Mansur untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas negara yang baru berdiri itu, namun untuk puncak kejayaan/kegemilangan itu baru dirasakan di periode setelah Al-Mansur.

Hasyimiyah adalah basis kekuatan masyarakat di masa Umayah, jika ibukota tidak segera diganti maka akan berpengaruh juga pada dukungan masyarakat terhadap khalifah.

11.  Q:

Mengapa langkah yang diambil Bani Abbas dalam mendirikan Daulah Abbasiyah dengan menerapkan politik bersahabat dan menetapkan wilayah khurasan sebagai pusat gerakan politik Bani Abbas ?

Jawaban :

Pemilihan Baghdad sebagai pusat pemerintahan Dinasti Abbasiyah didasarkan pada berbagai pertimbangan, seperti politik, keamanan, sosial, serta geografis. Damaskus, Kufah, dan Basrah yang lebih dulu berkembang tak dijadikan pilihan lantaran di kota-kota itu masih banyak berkeliaran lawan politik Dinasti Umayyah yang baru dikalahkan.

12.  Q:

Mengapa pada masa Abbasiyah terdapat daulah-daulah kecil yang telah mendirikan dan membentuk pemerintahannya sendiri ?

Jawaban :

Pelepasan wilayah kekuasaan dinasti-dinasti kecil di barat dan timur Baghdad dari Dinasti Abbasiyah disebabkan oleh beberapa faktor :

Pertama, karena kebijakan penguasa Bani Abbasiyah yang lebih menitikberatkan kemajuan peradaban dibanding dengan mengadakan ekspansi dan politisasi, sehingga memberi peluang terhadap wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan untuk memerdekakan diri dari pemerintahan Abbasiyah.

Kedua, karena dinasti Abbasiyah tidak diakui di Spanyol dan seluruh Afrika Utara, kecuali Mesir, sehingga membuat daerah-daerah yang jauh mendirikan dinasti-dinasti kecil.

Spanyol dikuasai oleh keturunan Umayah yang secara nasab memang memiliki konflik politik dengan abbasiyah.  

Ketiga, adanya pemberian hak otonom sehingga tidak terkontrol karena berjauhan dari pemerintahan pusat, dan terlalu luasnya kekuasaan Abbasiyah. Hak otonom ini awalnya diberikan pada gubernur, tapi karena wilayah abbasiyah semakin luas, maka otoritas gubernur lebih didengar dan dipatuhi oleh masyarakat. Ketika kekuatan pusat semakin goyah, kekuatan gubernur semakin dominan sehingga lebih mudah untuk segera memisahkan diri dari pemerintahan pusat.

13.  Q:

Khalifah siapakah yang paling berjasa pada bani Abbasiyah? Dan apa bentuk jasanya ?

Jawaban :

Menurut saya, khalifah yang paling berjasa adalah Abu Abbas (As-Saffah). Karena beliau adalah pendirinya, kemudian al Mansur karena beliau peletak kebijakannya, Selain Abu Abbas sebagai pendiri yang paling berjasa, Harun Ar-Rasyid juga berjasa karena pada masa beliau abbasiyah memperoleh masa keemasan di bidang tata kota dan ilmu pengetahuan.

14.  Q:

Apa yang dilakukan pada masa pemerintahan daulat Abbasiyah untuk membantu Khalifah dalam menjalankan tata usaha negara?

 

Jawaban :

Untuk membantu khalifah dalam menjalankan tata usaha negara diadakan sebuah dewan yang bernama diwanul kitaabah (sekretariat negara) yang dipimpin oleh seorang raisul kuttab (sekretaris negara). Dan dalam menjalankan pemerintahan negara, wazir dibantu beberapa roisul diwan (menteri departemen-departemen). Tata usaha negara bersifat sentralistik yang dinamakan an-nidhamul idary al-markazy.

15.  Q:

Pertanyaan : Pada periode berapakah yang kebijakan politiknya sangat berkembang?

Jawaban : Pada periode pertama pemerintahan dinasti Abbasiyah mencapai masa emasnya. Secara politik, khalifah merupakan tokoh sesungguhnya yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Disisi lain, kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam islam.

16.  Q:

Pertanyaan : Bagaimana pendapat anda ketika pada masa al-mansyur arti khalifah diubah lagi? Apakah memberikan efek yang baik atau malah menimbulkan masalah! Berikan penjelasan anda!

Jawaban : menurut saya ketika masa al-mansyur mengganti arti khalifah kurang tepat karena itu bisa menimbulkan kontra karena sudah dari dulu arti dari khalifah adalah gelar yang diberikan untuk penerus nabi dan kepemimpin umat islam, nama khalifha tersebut diberikan karena untuk memberikan tanda atau suatu kehormatan bagi penerus kepemimpinan islam

17.  Q:

Pertanyaan : Pada zaman Abbasiyah konsep kekhalifahan berkembang sebagai sistem politik. Ketika Daulah Abasiyah memegang tampuk kekuasaan tertinggi islam, terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Kekuasaan bani Abassiyah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang berkisar tahun 132 H sampai 656 H (750 M-1258 M) yang dibagi menjadi 5 periode jelas kan kenapa bisa terjadi dan sebut kelima itu apa saja?

 

Jawaban : Karena pada masa Bani Abbasiyah banyak melakukan perluasan wilayah yang cukup signifikan dan cukup banyak wilayah yang ditaklukan. Dan setiap masa kepemimpinan selalu berhasil dalam memperluas wilayah kekuasaan, maka para sejarawan membagi masa kepemiminan Bani Abbasiyah menjadi 5 periode agra mudah dalam meneliti atau mengkajinya. Kelima periode tersebut adalah:

 

Adanya kekuasaan di bawah bangasa lain ini menandakan bahwa dinasty abbasiyah memang berada di bawah kendali bangsa lain. Pemerintahannya tetap abbasiyah namun pemegang kendali kebijakan tergantung dengan masa siapa yang mempengaruhi. Indepnedensinya baru di periode kelima, itupun karena wilayahnya hanya tersisa di Baghdad saja.

18.  Q:

Pertanyaan : Mengapa ilmu fikih pada masa akhir kekuasaan Bani Abbasiyah mengalami kemunduran?

Jawaban : Sejak permulaan abad ke-4 Hijriyah atau abad ke-10-13 Masehi, Ilmu fiqh mulai berhenti berkembang. Ini terjadi di akhir (penghujung) pemerintahan atau dinasti Abbasiyah. Pada masa ini para ahli hukum hanya membatasi diri mempelajari pikiran-pikiran para ahli sebelumnya yang telah dituangkan ke dalam buku berbagai madzhab yang dipermasalahkan tidak lagi soal-soal dasar atau soal-soal pokok, tetapi soal-soal kecil yang biasa disebut dengan istilah furu’ (ranting).

Di awal pemerintahan, justru ilmu fiqih berkembang pesat dengan adanya madzahibul arba’ah yang kita kenal sampai saat ini.

19.  Q:

Pertanyaan : Yang saya ketahui ada 4 masa kebudayaan. Mohon dijelaskan perbedaan diantara 4 masa tersebut?

Jawaban : - Periode Pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama. Pada periode ini pemerintahan Dinasti Abbasiyah mencapai masa emasnya

-          Periode Kedua (232 H/847 M - 334 H/945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama. Pada periode kedua perkembangan kebudayaan, peradaban serta kemajuan besar yang dicapai Bani Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah.

-          Periode Ketiga (334 H/945 M - 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Bani Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua. Pada periode ini Abbasiyah berada dibawah kekuasaan dinasti buwaih keadaan,  khalifah lebih buruk dari sebelumnya karena dinasti buaya merupakan penganut Syiah.

-          Periode Keempat (447 H/1055 M - 590 H/l194 M), masa kekuasaan daulah Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua (di bawah kendali) Kesultanan Seljuk Raya(salajiqah al-Kubra/Seljuk agung). Periode ini ditandai dengan adanya kekuasaan dinasti saljuk atas Dinasti Abbasiyah titik kehadiran Bani saljuk ini adalah atas undangan khalifah untuk melumpuhkan kekuatan buwaih di Baghdad.

20.  Q:

Pertanyaan : Apakah yang menyebabkan kekhalifahan daulah Abbasiyah selalu mendapat pengaruh dari luar (Arab, Turki, dan Persia) sehingga para sejarawan membagi daulah Abbasiyah menjadi 4 perode?

Jawaban : Karena pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah itu wilayah yang dikuasai sangat luas sekali. Namun daerah-daerah kecil yang ditakhlukkan tersebut justru bisa mendominasi kebijakan di pemerintahan. Dinasty atau negara kecil namun mampu masuk ke wilayah internal pemerintahan negara.

21.  Q:

Pertanyaan : Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khalifah Ja’far Al-Mansur gencar memerintah untuk menerjemahkan berbagai buku-buku ilmu pengetahuan. Mengapa hal tersebut perlu dilakukan dan apa alasannya?

Jawaban : Karena beliau adalah orang yang salah mencintai ilmu pengetahuan, sehingga dorongan dan kesempatan yang luas bagi cendekiawan untuk mengembangkan riset ilmu pengetahuan titik penerjemahan buku-buku romawi ke dalam bahasa Arab yang menjadi bahasa internasional saat itu dilakukan secara khusus dan profesional.

 

22.  Q:

Pertanyaan : Tentang bagaimana menumbuhkan ketetarikan terhadap ilmu pengetahuan dikalangan generasi islam saat ini, agar kita dapat membangun kembali peradaban seperti apa yang telah diciptakan oleh Daulah Abbasiyah saat itu?

Jawaban : Dengan melakukan sosialisasi atau memberikan sesuatu hal baru saat menjelaskan tentang ilmu pengetahuan tersebut. Seperti menceritakan tentang kisah-kisah zaman dahulu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, Bagaimana perjuangan para pendahulu untuk bisa mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik, dan juga memberitahukan tentang bagaimana sulitnya dalam mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih baik untuk suatu kemajuan daerah. Mungkin dengan hal tersebut bisa menjadi motivasi bagi kita untuk menumbuhkan rasa kecintaan kita terhadap ilmu pengetahuan yang ingin kita pelajari.

23.  Q:

Pertanyaan : Dalam bidang sosial masyarakat terbagi 2 kelompok, yakni kelompok kelas khusus dan kelas umum. Pertanyaannya kelompok kelas khusus dan kelompok kelas umum itu kelompok yang bagaimana?

Jawaban : Kelompok kelas khusus adalah khalifah, keluarga khalifah, Bani Hasyim, para pejabat negara, para bangsawan yang bukan Bani Hasyim yaitu Bani Quraisy, para petugas khusus seperti anggota tentara dan para pegawai istana. Sedangkan kelas umum adalah dari para seniman, para ulama fuqoha dan Pujangga, para saudagar dan penguasa, dan para tukang dan petani.

24.  Q:

Pertanyaan : Dalam sistem kekhalifahan dinasti Abbasiyah ada 4 periode disesuaikan dengan perubahan politik sosial dan budaya, yang pertama adalah periode arab dan Persia I. itu bagaimana pengaruhnya terhadap sistem kekhalifahan dinasti Abbasiyah? Tolong jelaskan

Jawaban : Karena pada periode pertama Bani Abbasiyah mengalami masa kejayaannya maka pengaruhnya terhadap khalifah adalah mengubah beberapa sistem yang kurang tepat dan memindahkan kan yang berada di Baghdad. Dan menempatkan orang-orang yang tepat pada bidangnya agar sistem kekhalifahan pada periode pertama bisa berjalan dengan baik dan memberikan kemakmuran bagi masyarakatnya

25.  Q:

Pertanyaan : Mengapa faktor ekonomi menjadikan faktor kemunduran dinasti Abbasiyah?

Jawaban : Faktor ekonomi menjadi salah satu faktor kemunduran dinasti Abbasiyah dikarenakan faktor ekonomi cukup dominan atas lemahnya sendi-sendi kekhalifahan Bani Abbasiyah. Beban pajak yang berlebihan dan pengaturan wilayah-wilayah demi keuntungan kelas penguasa telah menghancurkan bidang pertanian dan industri. Saat para wali, Amir dan lain-lain termasuk kalangan istana makin kaya, rakyat justru makin lemah dan miskin. Akhirnya perekonomian pusat menurun dan mereka tidak lagi membayar upeti kepada pemerintah pusat.

26.  Q:

Pertanyaan : Perkembangan intelektual masa daulat abasiyah mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan siapa?  Apa strategi yang digunakan sehingga kemajuannya sangat pesat?

Jawaban : Perkembangan intelektual mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Al Ma'mun pengganti harun  Harun Ar-Rasyid karena Khalifah ini sangat cinta kepada ilmu filsafat sehingga pada masa pemerintahannya banyak penerjemah buku dan mendirika Baitul hikmah dan juga pada  masa pemerintahannya Baghdad menjadi pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

27.  Q:

Pertanyaan : Faktor internal dan eksternal apa yang menyebabkan runtuhnya dinasti Abbasiyah?

Jawaban :

Faktor internal runtuhnya dinasti Abbasiyah :

·         Adanya persaingan tidak sehat antara beberapa bangsa yang terhimpun dalam dinasti Abasaiyah

·         Terjadinya perselisihan pendapat di antara klompok pemikiran agama

·         Muncul dinasti kecil

·         Kemerosotan tingkat perekonomian

Faktor ekstern :

·         Berlangsungnya perang salib

·         Sebuah pasukan Mongol dan tartar yang berhasil menjarah semua pusat kekuasaan

28.       Q:

Pertanyaan : Apakah pada masa itu tidak ada inisiatif dari bani abassyiah untuk mencegah kemunduran dari dua faktor yang telah anda jelaskan tersebut?

Jawaban : Pada masa itu sudah ada inisiatif mencegah kemunduran abbasiyah, dikarenakan pada periode kedua sebenarnya dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran akan tetapi dapat bertahan hingga 5 periode. Dan adanya serangan Mongol dan terbentuknya dinasti  kecil membuat dinasti Abbasiyah mengalami kemunduran. Inisiatifnya peminahan pusat kekuasaan ke Kairo.

29.  Q:

Pertanyaan : Apakah runtuhnya dinasti  abasiyyah itu campuran tangan mongol untuk meruntuhkan? Jelaskan!

Jawaban : Menurut saya runtuhnya dinasti Abbasiyah memang ada campur tangan bangsa mongol dikarenakan pada saat itu dibawah pimpinan hulagu khan berhasil menjarah semua pusat kekuasaan maupun pusat ilmu yaitu perpustakaan di baghdad.

30.  Q:

Pertanyaan : apa saja bentuk pengaruh keagamaan yang  dapat menyebabkan kemunduran daulah Abbasiyah?

Jawaban : Pengaruh keagamaan yang menyebabkan kemunduran dinasti Abbasiyah itu adanya fanatisme keagamaan yang berkaitan bdrngan persoalan kebangsaan.  Dan adanya perselisihan bebrapa aliran seperti aliran Syi'ah.

31.  Q:

Pertanyaan : Keruntuhan daulah Abbasiyah salah satunya disebabkan oleh penyerbuan pasukan Mongol yang dipimpin oleh Holagi Khan pada tahun 1258 M. Apa alasan demikian apakah pada waktu itu pasukan Mongol menganggap bahwa Khalifah terakhir Al mu'tashim, daulah Abbasiyah sudah tidak kuat lagi dan dan sudah tidak disegani lagi oleh negara lain?

Jawaban : Menurut saya bukan karena Khalifah Almu'tashim  sudah tidak kuat lagi atau disegani. Akan tetapi Serangan bangsa Mongol sudah beberapa kali terhadap assasin. Akhirnya hulagu melumpuhkan pusat kekuasaan di alamutm kemudain menuju ke Baghdad. Setelah membasmi alamutm bangsa Mongol mengelun Baghdad selama dua bulan, setelah perundingan damai gagal akhirnya Khalifah Al mu'tashim menyerah namun dibunuh oleh hulagu.

32.  Q:

Pertanyaan : kenapa mongol melakukan hal itu apa ada perselisihan apa?

Jawaban : Disitu sudah saya sebutkan karena ingin merebut kekuasaan dinasti Abbasiyah sehingg waktu itu merebut kekuasaan maupun pusat ilmu

 

 

No comments:

Post a Comment