Thursday 5 February 2015

Tetap Panggil aku Kanting Bapak...


opo ting?

Kata-kata itu sangat familiar ditelingaku semenjak kecil beliau selalu memanggilku "kanting" entah apa artinya aku jua tak tahu. Yups...beliau adalah laki-laki terhebat yang belum pernah aku temui tandingannya didunia ini. Tangguh, disiplin, penyayang, bertanggungjawab, meskipun sedikit bicara atau bisa dibilang agak pendiam. Beliau dilahirkan di kampung kecil di Kota Ponorogo tepatnya di Pereng. Beliaupun dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana, meskipun aku belum pernah bertemu dengan kakek nenek yang telah melahirkan bapak, setidaknya aku banyak mendengar cerita Bapak tentang beliau. Kakek nenekku seorang petani yang mempunyai lahan sekedarnya, untuk menyekolahkan anak-anaknya termasuk bapakku, mereka harus bekerja keras. Itulah sebabnya bapak tidak pernah meminta uang saku ke nenek, karena jika sekali saja bapak meminta uang saku maka nenekku harus menjual hasil panennya terlebih dahulu, demi beberapa sen uang saku. Padahal bapakku 6 bersaudara dan masih mempunyai adik yang tentunya lebih membutuhkan hasil panenan untuk makan sehari-hari. Berangkat sekolahpun bapak harus berjalan kaki kekota karena tidak mempunyai kendaraan. Akhirnya pendidikan SMA pun beliau tamatkan dengan susah payah.